Rabu, 17 Mei 2017

sejarah cetak tinggi

sejarah cetak tinggi

 1. SEJARAH CETAK-MENCETAK

Metode cetak-mencetak ditemukan oleh Johannes Gutenberg di Mainz, Jerman pada tahun 1440. Johannes Gutenberg hidup antara tahun 1400-1468. Segel dan bulatan segel yang pengerjaannya menganut prinsip serupa dengan cetak blok sudah dikenal di Cina berabad-abad sebelum Gutenberg lahir dan suatu bukti menunjukkan bahwa di tahun 868 Masehi sebuah buku cetakan sudah ditemukan orang di Cina. Teks dan gambar diukirkan pada sekeping papan, tanah liat atau logam, kemudian acuan/ stempel itu ditintai, ditumpangi selembar kertas (papyrus) yang kemudian ditekan sehingga tinta dari stempel berpindah ke permukaan kertas. Sering disebut orang sumbangan terpenting Gutenberg adalah penemuannya di bidang huruf cetak yang bisa bergerak. Dalam perkara ini pun hal serupa sudah diketemukan di Cina sekitar pertengahan abad ke-11 Masehi oleh seorang bernama, Pi-Sheng, karakter jenis yang dikembangkan dari tanah liat dikeraskan tetapi tidak secara total sukses. Di pertengahan tahun 1200 Masehi, karakter sejenis dari metal ( perunggu) telah dikembangkan di China dan Jepang, teks yang dikenal, yang paling tua mencetak dari jenis metal ini sampai tahun 1397. Satu abad kemudian dalam tahun 1440 Masehi, mungkin tidak acuh pada jenis yang kasar dikembangkan di Dunia Timur, Gb. Johannes Gutenberg Johannes Gutenberg memperkenalkan kepada film koboi/ buku koboi. ,

Gb. Johannes Gutenberg

Proses serupa juga sudah dikenal orang di Eropa sebelum Gutenberg. Cetak blok memungkinkan pencetakan banyak eksemplar buku tertentu. Proses ini punya satu kelemahan: karena satu set baru serta komplit dari cukilan kayu atau logam harus dibuat untuk sebuah buku, dengan sendirinya tidaklah praktis untuk mencetak berbagai macam buku. Di Eropa percetakan yang tertua menggunakan metode ini sekitar 600 tahun yang lalu. Sebelum penemuan teknik cetak seluruh buku harus ditulis tangan yang biasanya dikerjakan oleh para biarawan di biara-biara. Sebuah buku menjadi barang sangat berharga yang hanya orang yang sungguh kaya dapat memilikinya. Membaca dan menulis hanya terbatas pada segelintir orang berpendidikan. Gagasan Gutenberg adalah penggunaan huruf-tunggal yang diukirkan pada kayu yang kemudian berkembang menjadi ukiran pada bahan logam

Gambar Mesin Cetak Gutenberg

Gutenberg telah berhasil melakukan macam-macam penyempurnaan. Misalnya, dia mengembangkan metal logam campuran untuk huruf cetak, menuangkan cairan logam untuk huruf cetak blok secara tepat dan teliti, minyak tinta cetak serta alat penekan yang diperlukan untuk mencetak. Setiap huruf dan tanda-tanda harus diukir pada sebatang besi secara terbalik,yang sebelah kiri sebuah matris menjadi sebelah kanan, stempel besi ini menjadi alat penakik yang diketukkan pada selembar lempengan tembaga yang akan menjadi acuan/matris. Matris ini kemudian ditempatkan pada alat pengecoran (dikerjakan dengan tangan). Konstruksi alat pengecoran ini sederhana namun praktis sekali. Bahan metal yang dipakai untuk dicor adalah timah putih, antimony, dan timah hitam. Huruf-huruf hasil cor ini cukup cermat dipakai untuk menyusun.
Teknik cetak ini dikenal dengan istilah teknik cetak tinggi, karena bagian yang mencetak lebih tinggi daripada bagian yang tidak mencetak. Cara-cara pencetakan seperti ini, masih banyak kita temui pada percetakanpercetakan kecil di Indonesia sekitar tahun 90-an. Huruf tunggal ini dapat disusun menjadi kata atau kalimat yang setelah dipakai untuk mencetak dapat diuraikan dan disimpan kembali dalam kotak masingmasing untuk kelak dipakai lagi. Batangbatang penyusun, nampan tempat susunan huruf-huruf yang sudah disusun dan malahan mesin cetak merupakan penemuan kelanjutan dari Gutenberg. Mesin cetak yang pertama yang dibentuk berdasarkan alat pemeras buah-buahan. Bahan pencetaknya ditintai dengan menggunakan tampon (sekarang rol penintaan), lembaran kertas kemudian diletakkan ke atas alat cetak yang sudah ditintai itu, dengan menekan rata kertas itu maka diperoleh sebuah hasil cetak. Sumbangan pikiran Gutenberg secara keseluruhan lebih besar dari siapa pun juga dalam hal penyempurnaan mesin cetak. Arti pentingnya terutama terletak pada keberhasilannya menggabungkan semua unsur mesin cetak menjadi suatu sistem yang efektif dan produktif. Apa yang telah dikembangkan oleh Gutenberg bukanlah sebesar sebuah alat atau penemuan akal, dan bukan sekadar serentetan penyempurnaan, melainkan suatu proses produksi lengkap. Perbendaharaan biografis mengenai diri Gutenberg sangat minim, kita hanya tahu dia lahir di Jerman sekitar tahun 1400 M di kota Mainz. Sumbangannya terhadap seni cetak mencetak terjadi pada pertengahan abad dan pekerjaan terbagusnya, yang disebut Injil Gutenberg, dicetak di Mainz sekitar tahun 1454 M. Anehnya, nama Gutenberg tak pernah tercantum dalam buku mana pun, tidak juga dalam Injil Gutenberg, walaupun jelas dia sendiri yang cetak dengan alat penemuannya. Gutenberg tidak pernah tampak sebagai seorang usahawan, benar-benar dia tidak punya keinginan dapat uang dari hasil penemuannya. Dia sering terlibat dengan dakwaan pengadilan yang mengakibatkan keharusan baginya membayar tebusan dalam bentuk alat-alat perlengkapannya kepada temannya bernama Johann Fust. Gutenberg wafat tahun 1468 di kota Mainz. Hidup seharihari
Gutenberg sebagai tukang emas dan mengenal baik seni penulis- penulis dan pelukispelukis buku. Dia yang harus lebih banyak memecahkan banyak masalah teknis, menciptakan buku dengan nilai artistik tertinggi. Bentuk-bentuk hurufnya seperti juga barang-barang cetakannya memperlihatkan penguasaan yang pantas dipuji.

2. Prinsip dan Proses Cetak
Produk khas yang sering dicetak dengan mesin cetak tinggi, antara lain : kartu bisnis, kop surat, proof, billheads, format/ blangko, poster, pengumuman, stempel, emboss dan hotleaf
stamp. Mesin cetak tinggi adalah metoda pencetakan yang paling tua dengan bagian mencetak lebih tinggi dari bagian yang tidak mencetak. Penggunaan mesin cetak adalah
dalam banyak hal beralih ke mesin cetak offset. Disamping kecepatannya yang lebih cepat
biaya produksinya juga lebih murah. Mesin cetak tinggi masih banyak digunakan untuk
pekerjaan-pekerjaan yang khusus seperti emboss, ril, foil, dst. Secara umum ada 6 proses
cetak yang kita ketahui, antara lain :

2.1. Teknik Cetak Tinggi (Relief)

adalah proses cetak menggunakan permukaan timbul/menonjol. Pada cetak tinggi huruf-huruf teks dan gambar-gambar adalah lebih tinggi dari-pada unsur-unsur yang tidak mencetak. Rol-rol tinta hanya menyentuh bagian-bagian yang tinggi dan menintainya. Tulisan dan/atau gambar-gambar kemudian dipindahkan lang-sung ke atas kertas atau ke atas bahan lainnya dengan tekanan yang kuat. Bentuk dasar huruf dibuat dari timah batangan yang di bagian atasnya memuat gambar huruf yang terbalik. Huruf ini akan terbaca pada hasil cetakan, yang mana terlebih dahulu gambar huruf tersebut diberi tinta. Bagian-bagian dasar huruf dapat diuraikan sebagai berikut (lihat gambar batang huruf disamping):
Gambar . Batang Huruf (a) Gambar huruf (type face), (b) Korp huruf (type size), (c) Takik huruf (Nick/kerf), (d) Tinggi huruf (type height), (e) Janggut huruf,
(f) Daging huruf (Letter Bleed), (g) Talud huruf (Shoulder), (h) Alur kaki huruf (Groofe),
(i) Tanda pasak (Pin Mark),


(a) Gambar huruf (type face) adalah bentuk yang agak menonjol pada bidang permukaan batang huruf. Sedangkan yang dimaksud dengan batang huruf ialah sebatang logam dengan ketinggian tertentu yang berdiri pada dua kaki huruf. Diantara kedua kaki tersebut terdapat alur kaki.
(b) Korp huruf (type size) secara harfiah dapat dinyatakan bahwa : "(Korp: dari "corpus" berarti : badan 1) ". Istilah yang tertulis di atas kemudian dipakai dalam pengertian korp huruf, yang akhirnya mempunyai arti : jarak antara sisi yang ada kakinya sampai sisi seberangnya. Peranan korp huruf sewaktu dipergunakan untuk mencetak yaitu : merupakan dasar dalam pembentukan muka huruf (bayangan huruf). Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa korp huruf merupakan bagian yang akan mencetak.
(c) Takik huruf (Nick/kerf) merupakan tanda sisi bawah huruf yang mempunyai fungsi untuk:
- memudahkan penyusun agar letak huruf-huruf dalam susunan menjadi teratur.
- Mencegah terbaliknya huruf sewaktu disusun.
Selain itu takik bisa digunakan sebagai tanda pengenal berbagai ukuran huruf dan jenis huruf sehingga dapat membantu penyusun huruf sewaktu melaksanakan pendistribusian huruf.
(d) Tinggi huruf (type height) maksudnya adalah tinggi batang timah (timbal), diatur dari sisi bawah/dasar kaki batang huruf sampai sisi atas atau permukaan gambar huruf. Ada 3 macam ukuran tinggi huruf yang mudah menjadi standar, yaitu ukuran tinggi :
(1) Inggris dan Amerika = 23,32 mm) = 62,027 punt (pt) = 0,918 inci.
(2) Perancis = 23,56 mm = 62,666 pt = 0,928 inci. (ukuran ini disebut tinggi
normal)



     Gbr. 7.4. Mesin Cetak Degel (1950)                                                         Gambar 7.5. Hand Press

Di luar standarisasi ini ada satu lagi ukuran tinggi huruf yaitu tinggi huruf Rusia = 25,10 mm 66,8 pt = 0,989 inci. Sedangkan ukuran tinggi huruf di Indonesia menggunakans standar 24,85 mm = 66,047 pt = 0,9777 inci
(e) Janggut huruf disebut juga latar huruf bawah. Pengertiannya adalah ruang di bagian bawah gambar huruf yang memiliki tongkat bawah atau huruf yang berekor seperti huruf g,j,p,q dan y. Biasanya janggut huruf mempunyai ukuran besar 1/5 ( seperlima ) dari korp huruf. Misalnya korp huruf 10 point maka besarnya janggut sama dengan 10 x 1/5 = 10/5 = 2 point.
(f) Daging huruf (Letter Bleed) disebut juga latar huruf samping. Pengertiannya adalah ruang di bagiaan samping hambar huruf yang gunanya untuk menjaga supaya tongkat tegak dari dua huruf yang berdampingan tidak saling menyentuh. Dengan kata lain daging huruf dapat berfungsi sebagai spasi huruf (jarak antar huruf).
(g) Talud huruf (Shoulder) disebut juga bahu huruf atau lengkungan huruf, yaitu sisi-sisi yang agak miring pada gambar huruf. Dengan adanya talud huruf, maka susunan huruf yang rapat (tanpa interlini), tongkat bawah hurufnya tidak saling menyentuh dengan tongkat atas huruf pada baris berikutnya.
(h) Alur kaki huruf (Groofe) disebut juga bobot penghemat. Ini terdapat pada korp huruf yang besar. Tujuan dari alur kaki huruf adalah :
- untuk menghemat bahan huruf.
- untuk memperingan berat huruf.

(i) Tanda pasak (Pin Mark) merupakan keterangan keluaran pabrik pembuat huruf .
a). sebagai tanda perdagangan
b). untuk mencari dan menentukan korp huruf. Kaki huruf adalah bagian/dasar yang gunanya untuk menyangga batang huruf atau sebagai tempat bertumpunya batang huruf sewaktu dicetakan. Karena pencetakannya secara langsung, maka cetak tinggi dikatakan cetak langsung. Salah satu mesin cetak tinggi, yaitu mesin degel. Mesin degel terdiri atas 2 (dua) komponen. Komponen-komponen tersebut adalah :
1. Fundamen cetak (tempat meletakkan Gambar 7.6. Hand Press dengan Sistem Penintaan Piring acuan cetaknya) yang berbentuk datar.

2. Penekannya berbentuk datar (degelnya)
Mesin degel adalah mesin yang kertas cetaknya ditekankan menyeluruh pada acuan dengan menggunakan blok logam berat. Ditinjau dari cara kerjanya dikelompokkan 4 (empat) system, yaitu :
1. Sistem Boston

Gb. Cara kerja sistem Boston

Waktu bekerja sistem Boston :
- Fundamen cetak (tempat meletakkan acuan tidak bergerak)

- Penekannya (degelnya) bergerak :
a. Membuka untuk mendapat kertas
b. Menutup (menghimpit) untuk mencetak
Mesin degel sistem Boston yang dikenal, antara lain :
- Heidelberg Degel
- Hand Press
- Grafo Press
- Thomson British


2. Sistem Gordon


Gb. Cara kerja sistem Gordon

Waktu bekerja sistem Gordon :
- Fundamen cetak bergerak
a. Membuka untuk mendapatkan tinta
b. Menutup untuk mencetak
- Degelnya bergerak
a. Membuka untuk mendapat kertas
b. Menutup untuk mencetak
Mesin degel yang menggunakan sistem Gordon disebut juga Mesin Gordon.


3. Sistem Gally
Gb. Cara kerja sistem Gally

Waktu bekerja sistem Gally :
- Fundamen cetaknya tidak bergerak
- Degel bergerak :
a. Membuka untuk mendapat kertas
b. Sejajar dengan fundamen cetak
c. Menutup (menghimpit) untuk mencetak





4. Sistem Liberty
Gambar . Cara kerja sistem Liberty


Waktu bekerja :
- Fundamen cetak bergerak :
a. Membuka untuk mendapatkan tinta
b. Menutup untuk mencetak
- Degelnya bergerak :
a. Membuka untuk mendapatkan kertas
b. Menutup untuk mencetak
Perbandingan system liberty dan sistem Gordon :
- Degelnya sama-sama bergerak
- Fundamen cetak sama-sama bergerak
- Sistem Gordon , Degel dan Fundamen cetak seakan-akan terpisah
- Sistem Liberty, Degel dan Fundamen cetak berada dalam 1 poros
Dapat disimpulkan mesin yang paling praktis ialah mesin Boston karena yang bergerak hanya degelnya sedangkan fundamennya tetap (permanen). Ditinjau dari pemasukan kertasnya :
- secara manual (oleh operator) satu persatu (hand press Gordon)
- secara mekanik (otomatis) yaitu Grafo Press




Prinsip tekanan cetak pada cetak tinggi secara teknis dikerjakan dengan 3 jalan, yaitu :
a. Mesin cetak tangan horisontal (handpress) dan mesin cetak tangan vertikal (degel). Mesin ini mencetak datar atas datar, berupa kerja sama antara papan besi penekan (back pressure) dan acuan cetak (teks dan gambar-gambar). Pada cetak tangan horizontal penekan dan acuan cetak terletak dalam posisi horisontal, sedang pada cetak tangan vertikal posisi penekan dan acuan cetak vertical, karena besi penekan mengepres acuan cetak dengan tekanan paralel, maka perlulah tekanan cetak yang sangat tinggi. Pada cetak tangan vertikal papan penekan bergerak kembali setelah setiap pengepresan. Pada saat yang bersamaan "acuan" ditintai dan lembaran yang telah dicetak diganti dengan yang belum dicetak (sistem Boston). Ada juga mesin-mesin yang bekerja sepenuhnya otomatis seperti platenpress Heidelberg. Sistem ini dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan kecil (jobbing work) dan dimaksud kan untuk pencetakan yang mengutamakan mutu.

b. Mesin cetak cepat (highspeed press)


Diketemukan tahun 1812. Sistem ini menggunakan sebuah silinder yang membawa kertas, waktu berputar ke atas acuan cetak yang datar. Karena pengepresan yang menyinggung saja maka keseluruhan tekanan yang dibutuhkan dapat dikatakan lebih kecil. Acuan cetak bergerak ke depan ketika lembaran dengan silinder itu berputar. Sebelum acuan
Gambar. Landasan Mesin Cetak Silinder
cetak mengenai lembaran kertas (yang hendak dicetak), rol-rol tinta menintai acuan itu lebih dahulu. Kertas yang sudah tercetak kemudian terlepas dari gripper dan lewat suatu pita pengeluaran dihantarkan ke meja pengeluaran.
Mesin cetak Stop-Cylinder
Dengan mesin ini silinder berputar ke muka satu kali, kemudian berhenti agar acuan cetak dapat kembali.


Mesin cetak putaran-ganda (tworevolution-machine)

Mesin cetak putaran-ganda (tworevolution-machine) termasuk juga dalam kelompok mesin cetak cepat. Silinder pada mesin ini berputar selalu namun hanya pada putaran kedua selembar kertas disalurkan. Pada putaran kedua silinder terangkat ke atas sedikit agar
acuan cetak dapat kembali.

Gb. Mesin Cetak Silinder

Mesin cetak cepat adalah mesin cetak tinggi yang paling penting. Pencetakan buku yang biasa, pekerjaan-pekerjaan yang perlu mutu yang tinggi dan malahan perforasi dan pelubangan dapat dikerjakan oleh mesin ini.






Gambar . Sistem Pencetakan Langsung

c. Mesin cetak rotasi
Untuk mesin ini acuan cetak haruslah bulat yang dibalutkan sekeliling sebuah Hinder. Silinder acuan cetak dan silinder penekan bergulung yang satu pada yang lain, kemudian di antara kedua silinder ini dilintaskan kertasnya. Untuk mesin ini dibutuhkan rol-rol kertas. Sistem cetak rotasi adalah sistem untuk pencetakan jumlah banyak dan kurang ideal untuk pencetakan bermutu. Biasanya harian-harian/majalah-majalah dicetak dengan percetakan dengan sistem ini. Sistem cetak ini dimungkinkan setelah penemuan matris kertas. Kepada matris kertas inilah kemudian dilakukan penuangan timah untuk menghasilkan acuan cetak yang melengkung (berbentuk silinder). Mesin cetak rotasi pertama kati dibangun pada tahun 1860 di New York, Amerika Serikat. Mesin cetak rotasi untuk mencetak surat kabar (bertingkat dua kecepatan 30.000/jam.


tugas cetak tinggi

CETAK TINGGI
(LETTER PRESS)
bagian yang mencetak lebih tinggi dari pada bagian yang tidak mencetak.

Beberapa jenis mesin Cetak Tinggi yang ada :
1.      Mesin Cetak Degel
2.      Mesin Cetak Silinder



1. MESIN CETAK DEGEL
 Urutan kerja pada mesin Degel
1.      Pelumasan
2.      Memasang lembar bantalan
3.      Menutup acuan
4.      Penintaan
5.      Memasang acuan pada mesin
6.      Cetak coba - 1
7.      Pentustelan
8.      Cetak coba - 2
9.      Running
1.  Kebersihan Mesin

Kenapa dilakukan cetak coba - 1?
1.      Posisi cetakan (stand cetakan)
2.      Tinta
3.      Tekanan cetak
4.      Untuk koreksi
5.      Apakah perlu dilakukannya toestel?
Toestel (Ganjal rata)
1.      Di dalam lembar bantalan                       -teks/raster/garis
2.      Di atas lembar bantalan                           -campuran antara teks dan perforasi
3.      Di belakang acuan                                     - khusus untuk pons (stans)



2. MESIN CETAK SILINDER
Urutan kerja pada mesin silinder
1.      Pelumasan
2.      Memasang lembar bantalan
3.      Penintaan
4.      Menutup acuan
5.      Memasang acuan pada mesin
6.      Cetak coba
7.      Pentustelan (ganjal rata) bla di perlukan
8.      Pencetakan
9.      Kebersihan mesin
Memasang lembar bantalan
Susunan lembar bantalan terdiri dari :
1.      1 lembar casing dengan berat 150 gram
2.      8 lembar HVS 80 gram
3.      2 lembar DC dengan berat 185 gram
4.      Terkadang 8 lembar kurang tekanannya maka dari itu di beri tambahan 1 lembar kertas doorslagh

Gangguan-gangguan pada mencetak
Gangguan pada mencetak pada umumnya di sebabkan oleh ketidak telitian dari  operator, sedangkan gangguan yang di alami pada mesin umumnya sedikit sekali. Macam-macam gangguan di antaranya adalah :
1.      Kenaikan wit
2.      Penutupan tinta
3.      Cetakan menyapu
4.      Cetak dobel
5.      Tolak cetak
6.      Pemanikan tinta
7.      Pencabutan
8.      Tular cetak
9.      Penodaan

Pekerjaan khusus pada mesin Cetak Tinggi
Pekerjaan mencetak tidak hanya dengan tinta saja, tetapi ada  sejumlah pekerjaan yang dapat di lakukan pada mesin letter press tanpa menggunakan tinta yang bertujuan untuk memperindah bentuk, maupun memudahkan penyobekan/pelipatan.
Pekerjaan khusus tersebut antara lain :
1.      Stans dan riil
a.       Banyak di temukan pada pekerjaan kemasan, seperti kemasan karton. Stans berarti “pekerjaan memotong yang tidak dapat dilakukan oleh mesin potong”. Sedangkan riil “bertujuan untuk memudahkan pelipatan “.
2.      Perforasi
a.       Cetak perforasi bertujuan untuk memudahkan penyobekan.
3.      Cetak Timbul
a.       Cetak timbul (blinddruck/embose) tidak menggunakan tinta. Menggunakan klise patris dan matris.
4.      Pencetakan emas dan perak.
a.       Untuk mencetak warna emas dan perak terdapat 2 bahan yang dapat di gunakan untuk mencetak warna tersebut yaitu :
5.      Bubuk emas dan perak.
6.      Tinta emas dan perak.
7.      Cetak Polimas
a.       Mencetak dengan poli merupakan seni grafika, Poly adalah lembaran logam tipis tanpa tumpuan dengan tebal 0,15mm. lembaran poly terdiri dari macam-macam jenis warna seperti banyaknya warna tinta.
8.      Cetak carbon
a.       Cetak carbon adalah “suatu jenis cetakan yang di pergunakan untuk membuat tindasan”. Tinta yang di gunakan adalah tinta carbon yang lambat mengering.
9.      Cetak iris (cetak pelangi)
a.       Cetak iris adalah mencetak dengan menggunakan beberapa warna sekaligus. Sedangkan aacuannya menggunakan klise blok.
1.  Cetak Nomorator
a.       Merupakan cetakan yang bertujuan untuk memberikan No. yang berbeda-beda di tiap lembarnya. Karena tidak mungkin membuat acuan satu-persatu karena perbedaan No. di tiap lembarnya. Contoh : dari No. 00001-01000 atau pun sebaliknya

Cetak Tinggi (Relief Printing)

Cetak Tinggi (Relief Printing)

Disebut cetak tinggi karena pada acuan cetaknya permukaan bagian yang mencetak lebih tinggi daripada bagian yang tidak mencetak. Cetak tinggi ada dua macam, yaitu cetak letterpress dan cetak flekso. Hal yang membedakan antara letterpress dan cetak flekso adalah acuan cetaknya. Acuan cetak letterpress terbuat dari bahan yang keras, sedangkan acuan cetak flekso terbuat dari bahan yang elastic atau fleksibel.

Letterpress (Boekdruck) – baca bukdreuk

Acuan cetaknya terbuat dari bahan yang keras. Disebut Boekdruck yang berarti cetak buku, adalah karena secara historikal pada pertengahan abad 15, tepatnya tahun 1440, seorang bernama Johannes Gutenberg, memikirkan dan melakukan pengembangan teknik cetak ini untuk mencetak buku dengan menyusun huruf-huruf lepas yang terbuat dari timah sebagai acuan cetaknya, proses ini dikenal sebagai boekdruck. Contoh-contoh produknya meliputi: Formulir, nota dan pekerjaan-pekerjaan sederhana. Proses cetak ini dipakai juga untuk cetak foil dan cetak emboss.

Konstruksi Mesin Cetak Tinggi dan Mesin Cetak Dalam
Konstruksi Mesin Cetak Tinggi dan Mesin Cetak Dalam
Acuan cetak Letterpress:
  1. Huruf-huruf lepas dari bahan timah yang disusun, disebut dengan susunan huruf panas.
  2. Susunan huruf cor timah yang dibuat dengan mesin-mesin Intertype, Lynotype, Monotype dan Ludlow.
  3. Dibuat dari seng, tembaga dan timah. Proses pembuatannya dengan fotomekanikal dan etsa atau elektronik dan engraving.
  4. Dibuat dari plastik/ nylon (nyloprint). Proses pembuatannya dengan fotopolymer.
Proses cetak ini sudah semakin jarang digunakan karena biaya pembuatan acuan cetaknya yang tidak murah dan keterbatasan mutu produknya.

Cetak Flekso (Flekso grafi)

Berbeda dengan acuan cetak letterpress, acuan cetak flekso halus dan elastis, menjadikan sifat permukaannya mampu mengalihkan tinta cetak dengan viskositas yang rendah ke berbagai jenis bahan yang menyerap tinta maupun yang tidak menyerap tinta. Proses cetaknya sederhana seperti halnya cetak letterpress. Acuan cetak Flekso dibuat dengan proses photopolymer. Pada mesin cetak flekso yang berkualitas, proses penintaan pada acuan cetaknya dengan rol anilox. Rol nilox adalah rol yang permukaannya berupa titik-titik raster legok kedalam dengan kehalusan antara 200 – 600 garis per centimeter, setara dengan 500 – 1500 garis per inci. Rol ini terbuat dari bahan yang keras seperti keramik atau hardchrome.

Tintanya dipasok melalui system doctor blade, proses penintaan ini sendiri sama dengan proses cetak gravure ke atas acuan flekso. Proses cetak fleksografi dengan sistem penintaan ini dipakai juga pada unit pelapisan vernis (Coating Unit) dalam rangkaian tersambung (on line System) seperti pada mesin-mesin cetak offset lithografi multi warna sebagai unit pelapisan tersambung (on line coating). Kualitas cetaknya memenuhi tuntutan pasar, maka teknik cetak ini terus berkembang mengimbangi kemajuan teknik cetak lainnya. Produk-produknya label, kemasan dan sebagainya.

Cetak Dalam (Gravure Printing)

Cetak dalam adalah teknologi cetak yang permukaan bagian yang mencetak pada acuan cetaknya lebih rendah daripada bagian yang tidak mencetak.

Dalam bahasa Indonesia, Gravure adalah ukiran kedalam dari permukaan logam yang rata. Baik itu berupa teks maupun gambar. Gravure merupakan kebalikan dari relief yang gambarnya menonjol keluar. Acuan cetak gravure umumnya berupa silinder yang disebut silinder gravure. Bagian permukaan silinder yang rata adalah bagian yang tidak mencetak dan ukiran kedalam menjadi bagian yang mencetak. Cetak gravure populer dengan sebutan fotogravure dan intaglio. Sedangkan acuan cetak dalam yang datar disebut klise. Klise dipakai sebagai acuan cetak pada cetak dalam jenis tampon (pad transfer printing). Proses cetaknya adalah proses cetak tidak langsung. Tampon (pad) berfungsi sebagai pengalih gambar dari klise ke bahan yang akan dicetak.

Untuk menampilkan perbedaan nada gambar pada acuan cetak gravure terdiri dari tiga metode, yaitu:
1. Beda kedalaman (Variabel Depth)
Untuk menampilkan nada, dengan metode ini semua titik (cell) mempunyai lebar yang sama. Nada yang terang akan ditampilkan oleh cell yang dangkal, sedangkan nada yang gelap akan ditampilkan oleh cell yang dalam. Proses pembuatan acuan cetak ini dengan cara etching dan laser engraving.

2. Beda luas (Variabel Area)
Untuk menampilkan nada pada metode ini semua cell mempunyai kedalaman yang sama. Untuk menampilkan nada terang, akan diwakili oleh cell yang berdiameter kecil, sedangkan nada gelap akan diwakili oleh cell yang lebar. Proses pembutan acuan cetak ini dengan cara etching.

3. Beda luas dan beda dalam (Variabel Depth dan Variabel Area)
Untuk menampilkan nada, pada metode ini mempunyai cell yang bervariasi, baik kedalaman maupun luas areanya. Pada area terang akan diwakili dengan cell yang dangkal dan sempit.
Konstruksi Mesin Cetak Tinggi dan Mesin Cetak Dalam
Konstruksi Mesin Cetak Tinggi dan Mesin Cetak Dalam

Konstruksi Mesin Cetak Tinggi 

Mesin Cetak Degel

Prinsip dari mesin cetak degel adalah sama dengan handpress, yaitu himpitan antara dua bintang datar. Perbedaan terletak pada kedudukan dari kedua bidang datar (landasan cetak dan penekan cetak). Kalau pada handpress landasan cetak (fundament) mendapat tekanan dari atas, tetapi pada mesin degel landasan cetak dan penekanan cetak (degel) letaknya miring.

Mesin Cetak Silinder

Proses cetak ini sudah semakin jarang digunakan, karena biaya pembuatan acuan cetaknya yang sangat mahal dan keterbatasan mutu produkya. Namun mesin-mesin cetak silinder yang semi otomatis masih dipertahankan sehubungan dengan produk-produk pond dan kartonage yang masih relevan. Diantara mesin-mesin cetak silinder semi otomatis ialah Lee Press, Snell Press yang cara pemasukan kertasnya dikerjakan secara manual. Untuk itu, bahasan tentang kostruksi mesin cetak silinder penulis cukupkan sampai disini.

Mesin Cetak Rotasi

Mesin cetak rotasi ditandai dengan landasan cetak yang berbentuk silinder dengan penekan yang berbentuk silinder pula. Kertas yang akan dicetak dapat berupa lembaran atau gulungan. Karena perputaran kedua silinder tersebut, kemampuan cetak menjadi tinggi dibandingkan dengan mesin-mesin biasa, sebab dapat mencapai 30.000 lembar per jam.